KOTA CIREBON, (FC).- Kasus Gagal Ginjal Akut Atipikal atau GGA di Wilayah Ciayumajakuning sampai saat ini tidak ditemukan. Hal tersebut disampaikan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Perwil Cirebon, dr. Isyanto Sp. A usai mengisi acara seminar kesehatan awam, Minggu (13/11).
Menurut dr. Isyanto, kasus gagal ginjal akut atipikal ini yang disebut Atipikal ini sebenarnya belum spesifik dari sisi penyebab. Namun pada akhirnya diduga salah satu penyebabnya adalah larutan yang ada di obat sirup, yang mengandung dengan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol.
Sampai saat ini, menurutnya, sudah dilakukan penelitian dan dilakukan pengawasan oleh BPOM beberapa obat-obatan yang tercemar dengan etilen glikol dan dietilen glikol, serta dilakukan penarikan.
“Berkaitan dengan kasus ini, di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan) berdasarkan informasi dari kawan-kawan sejawat, tidak ditemukan kasus gagal ginjal akut,” ujar Isyanto kepada wartawan.
Terkait dengan resep obat sirup yang diberikan kepada pasien, kata Isyanto, pihaknya memberikan berdasarkan obat-obatan yang sudah direkomendasikan oleh BPOM. Seperti halnya obat panas, menurut Isyanto, obat yang sudah aman diberikan kepada pasien.
“Untuk obat-obatan yang sampai saat ini masih belum dinyatakan aman oleh BPOM sementara kita berikan obat puyer. Sebetulnya ini yang membuat repot buat kita dan apoteker, karena sampai sekarang kita berikan obat-obatan yang bersifat puyer dan itu bikin tidak nyaman untuk anak-anak,” katanya.
“Bayangin saja, kita berikan obat sirup aja sudah susah ya, apalagi puyer. Kadang-kadang pasien yang datang dengan kondisi panas, batuk dan pilek, sudah berapa obat puyer yang kita berikan,” sambungnya.
Namun, kata Isyanto, obat-obatan yang sudah dideclare oleh BPOM sudah aman pihaknya memberikan resep kepada pasien.
“Kalau obat tersebut sudah aman kita berikan. Misalnya obat panas, menggunakan obat A yang sudah aman, kita berikan resepnya. Tapi obat-obatan yang belum aman oleh BPOM, sampai saat ini kita memberikan obat puyer,” jelasnya.
Pihaknya berpesan kepada masyarakat untuk membeli obat-obatan yang sudah dianggap aman oleh BPOM. Namun, untuk melakukan konsultasi kepada dokter anak terdekat atau dokter umum terdekat.
“Untuk memberikan obat kepada anak, lebih baik harus melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada dokter. Karena dosis yang diberikan kepada anak harus tepat,” tandasnya. (Agus)
Discussion about this post