KOTA CIREBON, (FC).- Proses yang cukup panjang mewarnai pengoperasian 10 unit Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Cirebon.
Sejalan dengan soft launching Alun-alun Kejaksan, BRT juga akan diluncurkan, walaupun belum secara penuh, namun bus ukuran tiga perempat berkelir biru ini paling tidak sudah mengaspal.
Hal ini ditandai dengan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Layanan Penerimaan Pembayaran Tiket BRT Trans Cirebon di ruang Adipura Kencana, Balai Kota Cirebon, pekan kemarin.
Walikota Cirebon Nashrudin Azis menyambut baik pengoperasian BRT yang kemudian disebut Trans Cirebon ini. Dia berharap besar, pengoperasian BRT Trans Cirebon diyakini akan membuat Kota Cirebon semakin maju.
“Kami berterima kasih kepada semua pihak yang peduli terhadap persoalan yang dihadapi oleh Pemkot Cirebon. Karena sudah dua tahun BRT diterima Pemda Kota Cirebon, namun tak kunjung dioperasionalkan,” jelasnya kepada FC, Minggu (11/7).
Dalam prosesnya, lanjut Azis,ada sejumlah pihak yang akhirnya menyarankan agar BRT itu dikembalikan lagi. Mengingat pengoperasiannya tidak kunjung terlaksana.
Namun pihaknya tetap mempertahankannya, karena pemkot yang minta harus bisa memanfaatkannya.
“Segala upaya dengan potensi yang dimiliki agar BRT Trans Cirebon ini bisa beroperasi. Alhamdulillah akhirnya kerjasama ini bisa terwujud. Sehingga bisa mengoptimalkan pemanfaatan BRT Trans Cirebon untuk kepentingan masyarakat,” terangnya.
BRT, kata dia, seperti kota besar lainnya, akan membuat Cirebon menjadi kota yang semakin maju. Salah satu ciri kota yang maju yaitu adanya angkutan umum massal seperti bus ini.
Selanjutnya jika dalam pengoperasian BRT Trans Cirebon ini ada sejumlah kendala, Azis meminta dinas terkait dan pengelolanya untuk tidak patah semangat.
“Yang membuat saya bangga dan bahagia, BRT Trans Cirebon mengoptimalkan pembayaran secara digital. Dengan kerjasama yang melibatkan Bank Indonesia dan BJB,” imbuhnya.
Kadishub Kota Cirebon Andi Armawan menjelaskan, soft launching BRT Trans Cirebon rencananya 12 April 2021 bersamaan dengan soft launching Alun-alun Kejaksan. Pada dua minggu pertama pengoperasiannya, masyarakat bisa naik Trans Cirebon ini secara gratis.
Andi berharap, keberadaan BRT Trans Cirebon ini bisa melintas di beberapa kabupaten dan kota di wilayah Cirebon.
Seperti yang ada di Bandung, skemanya melalui perjanjian kerjasama lima daerah yaitu Kota dan Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Sumedang dan Kota Cimahi hingga akhirnya BRT bisa mengaspal di wilayah-wilayah tersebut.
Andi mengakui dioperasikannya BRT Trans Cirebon akan memunculkan dinamika dari angkutan umum lainnya.
Tapi Andi menegaskan, BRT ini tidak menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat. Hanya di shelter-shelter yang sudah ditentukan.
“Masyarakat bisa memilih hendak menggunakan angkutan umum yang mana, bisa angkutan umum biasa atau Trans Cirebon. Rencananya rute mengambil jalur di wilayah Kabupaten Cirebon. Kita telah melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Pemda Kabupaten Cirebon dan saat ini akan semakin diintensifkan,” cetusnya.
Sementara itu Kepala PwBI Cirebon, Bakti Artanta, menjelaskan digitalisasi saat ini tidak bisa dielakkan. Kalau dulu yang namanya digitalisasi masih suatu alternatif, tapi sekarang digitalisasi di daerah itu kewajiban yang tidak bisa ditolak.
Pihaknya menyambut baik dioperasionalkannya BRT Trans Cirebon dengan menggunakan QRIS yang sangat mudah dioperasionalkan. Yaitu dengan menggunakan smartphone yang saat ini sudah dimiliki sebagian besar masyarakat.
“Diharapkan Trans Cirebon ini bisa menambah ekosistem digital dengan cepat di Cirebon,” tuntasnya. (Agus)
Discussion about this post