KOTA CIREBON, (FC).- Untuk kedua kalinya, rombongan wakil rakyat di DPRD Kota Cirebon melakukan inspeksi mendadak ke Pelabuhan Cirebon, Rabu (16/9). Kali ini sidak dilakukan oleh Komisi II untuk mengecek mesin monitor kualitas udara dan jaring atau filter udara polusi batubara yang tidak berfungsi.
Ketua Komisi II DPRD Watid Sahriar mengatakan, kondisi pelabuhan sebenarnya saat ini lebih baik dari 3 tahun lalu. Namun dia menyayangkan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) belum sesuai harapan.
Terlebih monitor kualitas udara belum dipasang ,dan prihatin atas tumpukan batu bara yang menggunung akan terbawa hembusan angin kencang.
“Dalam sidak hari ini juga dirasa masih kucing-kucingan apalagi tadi penyemprotan air terhadap truk angkut dan di area sekitar pelabuhan terlihat mendadak,” Kata Watid.
Menurut Watid, kondisi filter udara polusi batu bara di sekitar area pintu keluar masuk truk pengangkut terlihat kering dan tak berfungsi sejak 2016, yaitu pasca dibukanya kembali aktifitas bongkar muat batubara di Pelabuhan I.
Oleh karena itu, Watid mengaharapkan untuk GM yang baru dapat segera menyelesaikan segala SOP di pelabuhan
Anggota Komisi II Agung Supirno menambahkan, dirinya kecewa karena kondisi filter atau jaring debu yang tidak aktif. Begitu juga dengan bukti laporan terkait truk angkut yang dibersihkan setiap keluar masuk Pelabuhan.
Sementara General Manajer (GM) Indonesia Port Corporation (IPC) yang baru menyampaikan, pihaknya akan terus memantau dan memperbaiki fasilitas jaring debu polusi batu bara. Adapun penyebab rusaknya jaring debu, menurutnya, dimungkinkan karena sudah lama. (Sarrah/Job/FC)
Discussion about this post