KAB. CIREBON, (FC).– Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cirebon, Rudiana, meminta agar pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waled dan RSUD Arjawinangun dioptimalkan menyusul mundurnya dua direktur utama rumah sakit tersebut.
Meski tidak memiliki tendensi tertentu terkait mundurnya Dirut RSUD Waled dan Dirut RSUD Arjawinangun, Rudiana menegaskan pentingnya keberlanjutan manajemen dua rumah sakit milik Pemkab Cirebon ini.
“Informasinya memang dokter Luthfi dan dokter Bambang mundur secara bersamaan. Namun, saya melihat ini sebagai keinginan pribadi mereka karena berbagai alasan, tanpa ada unsur politis atau tekanan,” ungkap Rudiana, belum lama ini.
Saat disinggung mengenai kabar adanya masalah internal di RSUD Arjawinangun, Rudiana mengaku belum memahami sepenuhnya. Apalagi, manajemen di RSUD Arjawinangun dikabarkan semakin kacau. Ia berjanji akan memanggil pejabat terkait dari RSUD Waled dan RSUD Arjawinangun dalam waktu dekat.
“Mundurnya dirut secara bersamaan tetap harus dipertanyakan. Apakah selama ini kepemimpinan mereka berhasil atau justru banyak masalah? Untuk itu, pihak terkait akan segera kami panggil,” jelas Rudiana.
Rudiana juga enggan berspekulasi tentang sulitnya RSUD Arjawinangun bersaing dengan rumah sakit swasta. Meskipun terdengar kabar bahwa jika manajemen RSUD Arjawinangun tidak diperbaiki, maka kemungkinan besar rumah sakit tersebut akan bangkrut. Menurutnya, asumsi tersebut sangat berlebihan namun tetap harus dipertimbangkan.
“Kalau bangkrut sih sepertinya tidak ya. Tapi jika pelayanan tidak ditingkatkan, maka akan kalah bersaing dengan beberapa rumah sakit swasta di wilayah itu. Jadi, jika tidak ingin bangkrut, pelayanan harus dimaksimalkan. Jangan sampai kunjungan pasien terus berkurang karena pelayanannya tidak maksimal,” tegasnya. (Suhanan)