KAB. CIREBON, (FC).- DPR-RI maupun Kementrian Agama RI mencatat banyak yang harus dievaluasi, di antaranya Maskapai Saudia Airlines. Terutama pada jadwal penerbangan yang belum fix, hal tersebut mengakibatkan pemberangkatan calon jamaah haji asal Indonesia, khususnya Jawa Barat mengalami delay atau keterlambatan.
Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Hj Selly Andriani Gantina mengungkapkan, tidak adanya kooperatifnya dari pihak Saudia Airlines. Ini merupakan catatan utama dari DPR RI maupun Kemenag RI kepada pemerintah Saudi Arabia, pasalnya berkali-kali yang bekerjasama dengan pemerintah Saudia Airlines mereka tidak memberikan jadwal yang fix kepada pemerintah Indonesia.
“Sudah beberapa kloter diterbangkan delay lebih dari 2 jam, bahkan pemberangkatan awal ada yang sampai 8 jam, yaitu kloter bogor. Berharap pemberangkatan selanjutnya tidak ada delay,” kata Selly usai pelepasan jamaah haji Kabupaten Cirebon di Asrama Haji Watubelah, Kelurahan Watubelah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, Rabu (31/5).
Menurutnya, jika penerbangan delay otomatis akan mengganggu jamaah, terutama pada kondisi fisik jamaah yang akan berangkat. Selain meminta evaluasi pada jam penerbangan, Selly juga meminta kepada pemerintah Saudi Arabia agar memberikan makanan kepada jamaah Indonesia.
“Jangan sampai para jamaah kelaparan, karena menunggu itu pastinya lapar. Ini terjadi bukan di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) saja, tapi yang bekerjasama dengan Pemerintah Saudi, yaitu Saudia Airlines,” kata Selly.
Berdasarkan pengalaman dari pemberangkatan kloter pertama yang diberangkatkan dari Bandara Kertajati, mudah-mudahan fasilitas yang kemarin pihaknya evaluasi sudah banyak berubah.
Selain itu, ia pun berharap kesiapan petugas haji yang di embarkasi haji di Indramayu maupun di BIJB bisa memperlakukan jamaah dari sisa yang belum berangkat ini bisa betul-betul maksimal.
“Jamaah lansia kategori yang membutuhkan bantuan khusus harus diprioritaskan,” kata Selly.
Selly juga menyoroti infrastruktur di embarkasi Indramayu, terutama air. Berdasarkan peninjauan langsung bersama Menteri dan Gubernur Jawa Barat fasilitas air yang kemarin dinyatakan diselesaikan oleh Bupati Indramayu bisa dituntaskan oleh CSR bjb dalam bentuk water treatment bjb.
“Jumlah kebutuhan lebih banyak dan ada beberapa jamaah di masing-masing tempat asramanya kran tidak dapat menutup airnya, sehingga airnya banyak yang terbuang, padahal masih menggunakan air penampungan belum memakai air dari water treatment sehingga sempat di evaluasi,” kata Selly.
Di akhir Selly menambahkan, secara keseluruhan persiapan calon jamaah haji asal Kabupaten Cirebon sudah maksimal, namun pihaknya berharap kepada jamaah haji asal Kabupaten Cirebon agar tetap jaga kesehatan supaya lebih prima. (Ghofar)
Discussion about this post