MAJALENGKA, (FC).– Wiwi Widiawati, perempuan asal Kabupaten Majalengka, sempat pergi menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) pada 2006 lalu.
Tekadnya hanya untuk satu tujuan, yakni dapat cuan banyak guna mewujudkan mimpinya.
Sepulang dari negeri sebrang sebagai TKI, kini Wiwi Widiawati bernasib mujur dengan mendapatkan amanah di desanya untuk menjadi Kades.
Kini ditengah kesibukannya sebagai Kepala Desa (Kades) Teja, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka, ia berhasil menyelesaikan program Magister (S2) Administrasi Publik pada Universitas Pasundan Bandung.
Wiwi Widiawati dinilai sebagai sosok yang mampu menjadi motivasi bagi warga masyarakat sekitar itu, berhak menyandang gelar Magister Administrasi Publik setelah diwisuda pada sidang senat terbuka di Harris Hotel Convention Citilink, Bandung, pada Selasa (7/12).
“Alhamdulillah, akhirnya saya bisa selesai juga menempuh Magister Administrasi Publik di Universitas Pasundan, Bandung,” tutur Wiwi Widiawati kepada wartawan, dengan raut sumringah, usai di wisuda di auditorium kampus setempat.
Mantan TKI Korea ini mengaku, sebagai manusia biasa tentu memiliki kekurangan, terutama dalam ilmu pengetahuan. Tentunya, kekurangan tersebut harus terus dilengkapi dengan cara berikhtiar menimba ilmu hingga akhir hayat.
Sesuai dengan tugasnya saat ini sebagai kepala desa yang sudah menjabat selama 12 tahun terakhir ini, tesis yang diambil berjudul implementasi kebijakan tentang penyaluran dana desa di Kabupaten Majalengka.
Dengan tesis tersebut, Wiwi berharap ilmu yang didapatkan bisa bermanfaat dan sekaligus bisa terus mengimplementasikannya dalam mengemban tugas sebagai Kepala Desa Teja, Kecamatan Rajagaluh, Majalengka.
Selain itu, wanita kelahiran Majalengka 13 Oktober 1983 ini mengejar Magister, agar menjadi motivasi bagi anak-anaknya biar giat belajar. Meskipun dirinya dipercaya sebagai Kades, juga gigih dalam belajar.
“Belajar itu, sepanjang hayat dan merupakan ibadah,” imbuh isteri dari Ibrahim Muhammad Nur.
Menurut ibu anak satu ini menegaskan, bahwa pintar saja bukan jaminan yang berharga, namun berbudi pekerti akan selalu dihargai. Memadukan intelektualitas dan pembinaan karakter mulia rupanya telah menjadi tumpuan harapan bagi sebagian besar orang tua.
“Oleh karena itu, melalui motto saya. Yakni Cerdas, Edukatif, Relijius, Inovatif dan Aktif. Ditambah ilmu yang didapat dengan pendidikan Magister Administrasi Publik ini sekaligus bisa membaktikan diri di masyarakat dengan patokan akhlak yang mulia,” jelasnya.
Lebih lanjut Wiwi juga menyampaikan terima kasih kepada keluarga, rekan kerja dan masyarakat Desa Teja yang turut mendorong, dan mendoakan dirinya sehingga bisa menyelesaikan kuliah.
“Mohon doa restunya, semoga ilmu yang saya peroleh bermanfaat,” pinta perempuan lulusan S1 Universitas Majalengka (UNMA) ini.
Dia juga menyampaikan terima kasih kepada jajaran penguji dan dosen Prodi Magister Administrasi Publik Universitas Pasundan, Bandung, karena telah mentransfer ilmu.
“Saya berharap ilmu yang didapatkan bisa bermanfaat baginya dalam mengemban tugas sebagai kepala desa,” jelas Kades Wiwi. (Munadi)
Discussion about this post