KAB. CIREBON,- Bencana banjir di empat desa wilayah Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon terjadi setiap hujan besar turun. Dewan berharap bencana banjir tersebut jangan menjadi bencana berkepanjangan.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon Teguh Rusiana Merdeka saat memberikan bantuan sembako kepada warga terdampak banjir, di Desa Mekarsari Kecamatan Waled Kabupaten Cirebon, Senin (22/2).
“ Bantuan yang diberikan mungkin tidak seberapa namun pihaknya yang datang bersama Fraksi Golkar ingin menyerap aspirasi dan diharapkan menjadi solusi penanganan banjir di wilayah Kecamatan Waled ini,” kata Teguh Rusiana Merdeka kepada FC.
Menurutnya, informasinya persoalan banjir di wilayah Kecamatan Waled penyebab utamanya adalah luapan sungai Ciberes, beberapa masukan dari para Kuwu seperti penanganan sendimentasi sungai dan pembenahan tanggul sungai telah dibahas dengan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung (BBWSCC) dan Dinas PUPR Kabupaten Cirebin serta Provinsi Jawa Barat.
Hasilnya, kata dia, telah direncanakan pada tahun anggaran 2021 ini akan dialokasikan karena sudah menjadi skala prioritas penanganan.
“Kami sudah membahas bersama dan akan segera dilakukan penanganan, rencana April 2021 ini pekerjaan sudah bisa dimulai, semoga program di Kabupaten Cirebon ini pro kerakyatan,” ungkapnya.
Dijelaskan Teguh, selain penantian program dari BBWSCC maupun DPUPR Provinsi Jabar, pihaknya menyarankan kepada para Kuwu di Kecamatan Waled yang wilayahnya dilintasi sungai Ciberes untuk berembuk, dalam melakukan penanganan yang belum bisa tercover anggarannya oleh BBWSCC.
“Dewan akan memfasilitasi untuk peminjaman mesin eskavator ke BBWSCC, seperti di Kecamatan Ciledug, dan para Kuwu sepakat. Dan akhirnya melakukan pengerukan secara swadaya, daripada menunggu dari BBWSCC kapan program realisasinya,” terang Teguh.
Sementara Kuwu Desa Mekarsari Kecamatan Waled, Uman Jayus Nudin menyebutkan setiap memasuki musim penghujan, warganya selalu merasa was-was, lantaran bencana banjir selalu mengintai manakala hujan turun.
“Kami ingin warga kami di musim hujan masih bisa tidur nyenyak, selama ini setiap hujan turun mereka selalu berjaga-jaga, bahkan hingga pagi hari, bukan itu saja, ketika banjir sudah surut, mereka harus membersihkan bekas banjir, selalu dan selalu begitu, kami merasa kasihan,” keluhnya.
Ditambahkannya, adanya rencana pemerintah yang memiliki kewenangan atas persoalan banjir di wilayahnya, namun demikian dirinya berharap jika pelaksanaan pekerjaan penanganan akan dimulai, hendaknya para Kuwu yang mengetahui kondisi langsung dilapangan agar dilibatkan.
Jangan sampai kejadian pada tahun yang lalu, kata dia, disaat ada pekerjaan pengerukan sungai dan pembangunan tanggul yang tidak melibatkan para Kuwu sehingga pekerjaannnya tidak sesuai yang diharapkan dan terkesan sia-sia.
“Tolong manakala nanti pekerjaan penanganan akan dimulai hendaknya kami selaku para kuwu dilibatkan agar pekerjaan tepat sasaran dan sesuai harapan. (Nawawi)