KAB. CIREBON, (FC).- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat dan Kabupaten Cirebon, memilih Desa Trusmi Kulon untuk menjadi bagian dalam Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan (DP3).
Bupati Cirebon, H Imron menyambut baik adanya sosialisasi tentang pemilu dan terpilihanya Desa Trusmi Kulon menjadi Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan.
Menurut Imron, dipilihnya Desa Trusmi Kulon menjadi Desa DP3 ini, karena tingkat partisipasi warganya dalam pemilihan dan pemilu, tertinggi di Kabupaten Cirebon.
“Pada pemilu tahun 2019 lalu, tingkat partisipasi di Desa Trusmi Kulon ini mencapai 87 persen,” ujar Imron, Jumat (11/11).
Menurut Imron, sosialiasi tentang pemilihan sangat penting diberikan kepada masyarakat. Hal ini ujarnya, untuk bisa memberikan penyadaran kepada masyarakat tentang politik. Imron menuturkan, Pemilu merupakan hajatan bersama warga Indonesia.
Oleh karena itu, ia berharap hajatan tersebut diisi dengan kegembiraan. “Jangan malah pada ribut karena beda pilihan,” kata Imron.
Imron berharap, program DP3 ini nantinya, memberikan efek positif kepada warga, terutama terkait pemilihan. Sudah saatnya warga menjadi pemilih cerdas, berkualitas dan informatif.
“Kalau diajak milih, tapi ternyata track recordnya jelek, ya jangan dipilih,” pungkas Imron.
Sementara itu, Ketua KPU Jabar Rifqi Ali Mubarok menuturkan, bahwa program DP3 ini, bertujuan untuk meningkatkan partisipasi pemilih. “Baik itu meningkat dari segi jumlah, ataupun kualitas,” kata Rifqi.
Dalam program ini, tambah Rifqi, KPU memilih sebanyak 25 orang dari desa tersebut yang akan dijadikan sebagai penggerak.
Nantinya, penggerak akan bertugas untuk menggugah dan mendorong masyarakat, untuk lebih peduli terhadap Pemilu dan pemilihan.
Beberapa hal yang akan didorong atau disosialisasikan kepada masyarakat seperti, tidak mudah terkena hoax, money politik dan bisa memilih sesuai kehendaknya masing-masing.
“Sehingga pilihannya, bukan karena adanya intervensi dari orang lain,” kata Rifqi.
Untuk tahun 2022 ini, KPU Jabar akan melaksanakan program DP3 di tiga lokasi, yaitu di Kabupaten Cirebon, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Pangandaran.
Setiap desa yang terpilih untuk menjadi program ini, ditargetkan bisa mendorong warganya untuk terlibat dalam pemilu dan pemilihan, hingga 80 persen.
“Desa Trusmi Kulon saja bisa sampai 87 persen, sehingga saya yakin bisa sampai 80 persen,” katanya.
Di tempat yang sama, Ketua KPU Kabupaten Cirebon, Sopidi menambahkan, Desa Trusmi Kulon menjadi model percontohan pastisipasi pemilu di Jawa Barat. Pasalnya desa tersebut angka partisipasi cukup tinggi ketika pemilu 2019 lalu.
Ia mengungkapkan pihaknya sudah mempunyai 36 kader yang tersebar di 12 desa di Kabupaten Cirebon. Namun pihaknya akan terus ber koordinasi dengan seluruh desa dan kelurahan.
“Kami harapkan para relawan bisa menjadikan agenda pemilu dan pemilihan di Kabupaten Cirebon menjadi agenda yang biasa dan diterima masyarakat. Pemilih menjadi pilihan yang rasional untuk upaya melahirkan pemimpin yang diharapkan oleh masyarakat,” kata Sopidi. (Ghofar)
Discussion about this post