KAB. CIREBON, (FC).- Lahan pertanian di Desa Serang Kulon, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon dari sekitar 103 hektare lahan yang ada. Selama ini hanya 60 persen tanaman padi dan hanya dua kali tanam dalam semusimnya.
Tahun ini Pemdes setempat optimis mendatang akan menjadi desa yang surplus padi, seiring adanya perbaikan irigasi yang akan dilakulan oleh Kementrian Pertanian.
Kuwu Desa Serang Kulon, Alimudin kepada FC menjelaskan, lahan pertanian di desanya dahulu ketika pengairan lancar, dalam satu musim bisa tanam padi hingga 3 kali, akan tetapi ketika pengairan bermasalah, para petani mulai kerepotan mendapatkan air untuk areal sawahnya, sehingga para petani hanya mampu tanam padi sebanyak 2 kali.
Itupun untuk masa tanam yang kedua petani terpaksa menggunakan pompa air untuk membantu pengairannya, karena hujan sudah mulai berkurang, selain itu pula karena masa tanam yang tidak tepat membuat kebutuhan pupuk juga meleset dari rencana program pupuk sunsidi sehingga petani menggunakan pupuk non subsidi.
“Sekarang ini hanya mampu dua kali tanam dalam satu musim, itupun biayanya membengkak karena petani harus sewa pompa dan pupuk yang digunakan pupuk non subsidi, imbasnya petani semakin malas tanam padi, sehingga lahan pertanian lebih memilih untuk tebu dan palawija,” jelasnya, Rabu (26/4).
Lanjut menurut Kuwu Alimudin, saat ini dari sekitar 103 hektare lahan pertanian, di mana 40 hektare lahan milik desa dan 63 hektare milik masyarakat.
Kini hanya 40 persen saja yang masih menanam padi sementara sisanya tanaman palawija, jagung dan tebu.
Untuk tanah milik desa yang luasnya sekiyar 40 hektare setiap tahun sudah sekitar 20 tahun selalu ditanam tebu, padahal tanah tersebut letaknya berada di samping saluran pengairan sekunder, tetapi semenjak saluran tidak pernah teraliri air dari waduk, kini lebih memilih disewa untuk tanaman tebu, sehingga hasil pertanian terutama padi dari Desa Serang Kulon lambat laun berkurang.
“Dalam setahun, kalau sekali panen menghasilkan rata-rata 6 ton per hektare, maka hanya sekitar 480 ton padi dihasilkan dari petani Desa Serang Kulon, yang dulunya ribuan ton dalam setahun,” terangnya.
Seiring adanya kunjungan tim dari Kementrian Pertanian beberapa waktu lalu yang melihat langsung kondisi saluran pengairan yang masuk ke areal pertanian di Desa Serang Kulon, dan berencana akan membenahi saluran sekunder tersebut dan menjajikan jaminan air kepada para petani.
Pihaknya merasa optimis, bahwa ke depan petani di Desa Serang Kulon akan bergairah kembali untuk menanam padi.
Dipastikan jika pengairan lancar, dalam satu musim tanam para petani bisa tanam padi sebanyak 3 kali tanam, jika yang satu hektare bisa mendapatkan 6 ton maka dalam setahun bisa menghasilkan panen sekitar 1.800 ton, dan diyakini bahwa Desa Serang Kulon akan mengalami surplus padi.
“Kami optimis, ke depan jika saluran pengairan sudah dibenahi dan pengairan lancar, maka Desa Setang Kulon bukan saja swasembada padi, namun bisa surplus padi. Kami berharap rencana pembenahan saluran tersebit bisa segera terwujud sehingga petani akan merasakan manfaatnya lebih cepat,” harapnya. (Nawawi)