Demam Tinggi, Status Pasien XC Dalam Pengawasan

KESAMBI, (FC).- Seorang warga negara asing (WNA) asal Cina, berinisial XC (25) terpaksa menjalani perawatan intensif di RSUD Gunung Jati Kota Cirebon, lantaran diduga terpapar virus Corona.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, XC masuk ke Indonesia bersama empat temannya melalui bandara soekarno – hatta pada Jumat (1/2). Sesampainya di bandara, XC melanjutkan perjalanan ke Cirebon dengan mengunakan kereta api, dan turun di stasiun Cirebon. XC kemudian di jemput mengunakan menuju desa Barisan Kecamatan Losari.

Sebelumnya XC sempat makan bersama-sama di sebuah warung nasi Jambalang, sebelum melanjutkan perjalanan ke desa Barisan, XC dan keempat temannya, diketahui sebagai pekerja seni, tujuan ke Cirebon, untuk belajar tari topeng di salah satu sanggar sampai tanggal 12 Februari 2020.

Namun pada hari ke dua XC mengeluhkan sakit dan suhu badan terus meninggi, sehingga XC dibawa ke RSUD Gunung Jati untuk mendapatkan pengobatan.

Disaat bersamaan Direktur RSUD Gunung Jati dr Ismail Jamaludin menjelaskan dari latar belakang XC yang berasal dari sebuah Kota bernama Hubei di Cina yang berdekatan dengan Wuhan dimana virus Corona pertama kali ditemukan. Dengan kondisi panas tinggi, status XC sebagai pasien dalam pengawasan, sehingga ditempatkan di ruang Isolasi.

“Selain sakit yang dialami, kami melihat latar belakang XC berasal dari kota yang berdekatan dengan Wuhan, jadi status XC dalam pengawasan dan patut dicurigai,” tutur dr Ismail kepada FC saat menggelar Jumpa Pers di RSD Gunung Jati Jalan Kesambi Kota Cirebon, Rabu (5/2).

dr Ismail melanjutkan setelah mendapat perawatan di ruang isolasi pada hari ini Rabu (5/2) kondisi XC terus membaik. Meskipun begitu XC harus menjalani periksaan lanjutan seperti Sputum (air liur) Swab (tengorokan)

“Kondisinya saat ini terus membaik, tapi kami masih melakukan pemeriksaan Sputum dan Swab, hasil labnya nanti baru diketahui XC positif atau negatif terpapar virus Corona,” kata dr Ismail saat ditemui di RSUD Gunung Jati.

dr spesialis paru Siva Imelda menambahkan sebelumnya pasien mengeluh demam, batuk, sakit tenggorokan tapi tidak mengeluh sesak.

“Dengan keluhan dari XC kami melakukan pemeriksaan darah, fungsi hati dan ginjal, dan hasilnya dalam batas normal, sekarang pasien masih di observasi, kondisi stabil, sesuai protap Kemenkes, pasien dalam pengawasan diruang isolasi, sampai menunggu hasil lab,” ujarnya.

Sementara itu, menurut Kordinator Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandung wilayah kerja Cirebon, Wartoni masuknya kelima WNA asal Cina melalui Bandara Internasional Soekarno – Hatta melalui Bandara Internasional Hongqiao Shanghai.

Dari kelima WNA, salah satunya mengalami sakit sejak masih berada di Cina. Namun saat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, mereka harus melewati pemeriksaan kesehatan yang mendeteksi suhu tubuh.

Setidaknya ada empat kamera pemindai suhu tubuh atau thermal scanner terpasang di area kedatangan internasional terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

Kamera tersebut berfungsi mendeteksi suhu tubuh penumpang dan kru pesawat yang baru tiba di bandara. Jika suhu tubuh di atas 38 derajat celcius, alat ini akan memberikan notifikasi lewat suara dan menunjukkan warna merah monitor.

“Mereka akan melewati pemindai suhu tubuh kalau ada yang mencapai 38 derajat maka akan ada pemberitahuan ke petugas, dan di layar monitor akan berwarna merah,” kata Wartoni.

Wartoni melanjutkan kelima WNA Cina tersebut lolos melewati pemindai suhu, dan akhirnya sampai di Cirebon. Pihaknya berasumsi, salah satu WNA yang mengalami sakit sedang mengkomsumsi obat penurun panas, sehingga lolos melewati pemindai suhu badan saat di bandara.

“Kenapa bisa lolos pemindai suhu badan, kami beramsumsi XC ini sedang mengkomsumsi obat penurun panas, sehingga lolos alat pemindai saat di Bandara Soekarno-Hatta,” tuturnya

Wartoni menambahkan kemungkinan kelima WNA tidak sedang berada di Wuhan, sehinnga bisa berpergian ke negara lain. Pasalnya, sejak 23 Januari 2020 Wuhan menutup akses warganya untuk keluar maupun masuk ke Wuhan. “Ini asumsi saya, mereka tidak sedang berada di Wuhan, karena kalau mereka sedang berada Wuhan, maka tidak bisa keluar dari Wuhan, karena akses disana sudah ditutup tidak ada yang boleh keluar masuk,” ujarnya. (Muslimin)

Demam Tinggi, Status Pasien XC Dalam Pengawasan

BacaJuga :

Bagikan ini:

Baca Juga