KAB. CIREBON, (FC).- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon tengah melakukan pemetaan terhadap wilayah yang terdampak dengan bencana El Nino.
El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tebgah. Bahkan El Nino sendiri bisa mengakibatkan pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.
Melihat kondisi tersebut, Penata Ahli Muda Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Juwanda mengatakan, berdasarkan dari pemaparan BMKG, efek dari El Nino sendiri sudah dirasakan warga mulai Mei ini bahkan hingga Juli yang akan datang, namun untuk kekeringan, pihaknya memprediksi akan terjadi pada bulan Agustus hingga September.
“Puncak kekeringan itu ada di bulan Agustus sampai September. Ini akibat efek dari El Nino,” kata Juwanda melalui sambungan telepon selularnya, Senin (29/5).
Ia mengungkapkan, pihaknya terus melakukan antisipasi bencana akibat El Nino ini. Pasalnya, kekeringan ini bisa berakibat kepada kebakaran hutan dan lahan (karhutla).