KAB. CIREBON, (FC).- Objek wisata observasi dan edukasi Cikuya yang ada di Desa Belawa, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon masih kurang diminati pengunjung.
Pemerintah desa setempat telah menyiapkan lahan sekitar 8 hektare untuk pengembangan objek wisata observasi dan edukasi Cikuya tersebut.
Namun belum ada konsultan yang dapat membuat site plan atau market pengembangan objek wisata tersebut agar diminati para wisatawan.
Kuwu Desa Belawa, Deni Maulana kepada Fajar Cirebon mengungkapkan, Objek Wisata Observasi dan Edukasi Cikuya sebenarnya salah satu objek wisata langka dan hanya ada satu di Indonesia. Akan tetapi keberadaannya tak mampu berkembang pesat seperti objek wisata lainnya.
Menurutnya, kesan monoton di dalam lokasi objek wisata tersebut menjadi salah satu wisatawan tidak begitu antusias berkunjung, beberapa pengembangan yang dilakukan oleh pemdes di dalam areal lokasi objek wisata memang mampu meningkatkan pengunjung, namun belum bisa secara signifikan.
Masih kata dia, belum lagi biaya operasional, terutama untuk pemberian makan ribuan kura-kura yang ada, maka upaya satu-satunya harus dilakukan pengembangan objek wisata tersebut secara terintegrasi, agar kesan monoton hilang dan dapat memikat para wisatawan dari semua kalangan untuk berkunjung.
“Kami telah menyiapkan lahan sekitar 8 hektare yang berada di atas area Objek Wisata Observasi dan Edukasi Cikuya, nantinya pintu masuk objek wista juga berada diatas,” jelasnya, Selasa (14/11).
Dijelaskan Kuwu Deni, dari 8 hektare lahan yang disediakan Pemdes tersebut, nantinya untuk pengembangan wisata buah mangga, panggung budaya, kuliner, outbond, kolam renang dan lainnya.
Saat ini pihaknya dalam rencana pengembangan Objek Wisata Observasi dan Edukasi Cikuya tersebut masih terkendala terkait anggaran.
Selain itu pihaknya juga ingin melakukan konsultasi dengan Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Cirebon terkait dengan campur tangan konsultan untuk membuat site plan atau market perencanaan pengembangan Objek Wisata Observasi dan Edukasi Cikuya tersebut, agar rencana pengembangan objek wisata tersebut bisa terarah dan sesuai dengan harapan.
“Dalam perencanaan ini, mungkin langkah awal yang akan kita lakukan adalah menggandeng konsultan untuk membuat perencanaan site plan atau market dari pengembangan lokasi objek wisata Cikuya tersebut,” paparnya.
Selain itu menurut Kuwu Deni, persoalan lain juga terkait dengan infrastruktur jalan menuju lokasi objek Wisata Observasi dan Edukasi Cikuya. Di mana keberadaan objek wisata tersebut berada sekitar 6 km dari Jalan Utama Poros Kecamatan Lemahabang.
Sementara, akses menuju lokasi objek wisata masih banyak mengalami kerusakan dan masih sulit untuk pengunjung yang menggunakan mobil bus. Kata dia, sebagai contoh adalah beberapa waktu lalu di mana ada wisatawan dari Yogyakarta sebanyak 2 bus yang bertujuan untuk berwisata di kawasan pohon mangga yang ada di sekitar area Objek Wisata Observasi dan Edukasi Cikuya, mendadak balik arah karena lokasi parkir yang tidak memungkinkan, padahal Desa Belawa merupakan desa yang memiliki lahan buah mangga terluas dari berbagai jenis mangga.
“Maka perlu ada campur tangan semua pihak, dalam hal ini pemerintah provinsi maupun pusat untuk mengembangkan dan memfasilitasi objek wisata observasi dan edukasi Cikuya. Karena harus kita akui potensi pengembangan itu besar, namun upaya itu belum bisa terwujud sampai saat ini,” terangnya. (Nawawi)