KOTA CIREBON, (FC).- Pemerintah Kota Cirebon kembali melalui aksi penanaman bibit mangrove yang dilaksanakan di Area Wisata Bahari PPN Kejawanan pada, Jumat (4/7/2025).
Hal ini dalam strategi jangka panjang untuk melindungi garis pantai dari ancaman abrasi, memperbaiki kualitas udara, serta menciptakan habitat alami bagi biota laut yang semakin terancam.
Aksi penanaman tersebut juga menjadi rangkaian dari peringatan Hari Jadi ke-598 Kota Cirebon sekaligus memperingati Hari Mangrove Sedunia 2025, dalam program bertajuk “Mamo My Darling ke-7” yang mengusung tema pelestarian lingkungan berkelanjutan.
“Menanam mangrove di tanah berkadar garam tinggi seperti di Cirebon bukan pekerjaan mudah. Tapi dengan kerja sama dan semangat semua pihak, tantangan ini bisa kita atasi,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Agus Mulyadi.
Pelestarian lingkungan tidak boleh berhenti hanya pada tahap menanam bibit, melainkan harus dilanjutkan dengan penyemaian dan perawatan secara konsisten agar hasilnya bisa optimal.
Pihaknya mendorong Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cirebon dan para komunitas pelestari lingkungan yang terlibat untuk menetapkan target pencapaian.
“Saya minta DLH dan komunitas menargetkan minimal 30 persen keberhasilan tumbuh dari seluruh bibit yang ditanam setiap tahunnya. Terimakasih kepada semua komunitas dan relawan yang sudah ambil bagian. Semoga gerakan kecil kita hari ini bisa memberi manfaat besar untuk lingkungan dan generasi masa depan,” imbuhnya.
Sementara, Sekretaris Jenderal Forum Lingkungan Hidup dan Budaya, Prabu Diaz—yang akrab disapa Mamo—menjelaskan, aksi ini merupakan bagian dari gerakan tahunan bertajuk Mamo My Darling (Masyarakat Sadar Lingkungan). Gerakan ini telah berlangsung selama tujuh tahun tanpa dukungan pendanaan dari pihak mana pun.
“Ini gerakan mandiri, urunan bersama, murni dari kepedulian akan kondisi pesisir pantai utara Jawa yang mengalami abrasi parah. Di beberapa titik, jarak antara pantai dan jalan raya hanya tinggal beberapa meter saja,” ungkap Mamo.
Setiap tahunnya, forum ini secara konsisten menanam hingga 10.000 pohon mangrove sepanjang 7 kilometer pesisir Kota dan sebagian wilayah Kabupaten Cirebon. Tahun ini, mereka menggunakan bibit mangrove jenis Api-api yang didatangkan dari Paiton, Jawa Timur, karena lebih tahan terhadap kondisi pantai Cirebon yang memiliki kadar garam tinggi dan gelombang rob cepat.
Selain untuk mencegah abrasi, Prabu Diaz menekankan pentingnya peran mangrove dalam menghasilkan karbon biru yang bermanfaat bagi pemulihan lapisan ozon, sebagaimana dibuktikan dalam berbagai riset ilmiah.
Tahun ini, gerakan tersebut juga menjadi bagian resmi dari rangkaian Hari Jadi Kota Cirebon ke-598. Forum bekerja sama dengan Dinas Perhutanan Wilayah VII Jawa Barat untuk memantau dan merawat bibit-bibit yang telah ditanam.
“Kami kontrol setiap minggu. Jika ada yang mati, kami langsung ganti. Ini adalah tanggung jawab bersama untuk masa depan anak cucu kita,” ucapnya.
Ketua Panitia Hari Jadi ke-598, Iing Daiman, menyambut baik kegiatan ini dan mengapresiasi dedikasi para relawan dan aktivis lingkungan.
“Ini sejalan dengan semangat tema tahun ini: Aksi Terpadu Berkarya untuk Masyarakat. Menanam mangrove bukan hanya simbolis, tapi bentuk nyata kepedulian terhadap kelestarian alam. Terima kasih atas kontribusi luar biasanya,” pungkasnya. (Agus)
Discussion about this post