KOTA CIREBON, (FC).- Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon memastikan stok beras yang ada di gudang bulog aman hingga akhir tahun 2024, bahkan sampai datang masa panen pertama di tahun 2025 mendatang.
Hal ini dikarenakan Perum Bulog Kancab Cirebon saat ini sudah melakukan penyerapan di tahun 2024 ini sekitar 78.051 ton, dari target yang ditugaskan sekitar 41.482 ton. Dengan hasil serapan tersebut Perum Bulog Kancab Cirebon sudah melebihi target sekitar 188 persen.
Hal tersebut diutarakan kepala Perum Bulog Kancab Cirebon, Raimaijon Purba, kepada awak media, Rabu (16/10). “Meskipun sudah melebihi target, Perum bulog masih tetap melakukan penyerapan baik melaui PSO maupun komersil,” katanya.
Ramaijon Purba pun menegaskan, dengan stok beras yang ada sekarang ini sekitar 48.760 ton, dipastikan aman meskipun perum bulog masih melakukan penyaluran di akhir tahun sekitar 6.128 ton, sehingga setelah selesai penyaluran itu stok beras yang ada di kisaran 42 ribu ton.
“Stok itu pun masih bisa turun, karena kita masih aktif melakukan stabilisasi harga pasar baik melalui penugasan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) maupun gerakan pasar murah, namun demikian stok beras masih dalam kategori aman,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi agar stok beras tetap fresh, dirinya akan meminta ke provinsi atau kantor kewilayahan untuk melakukan pemerataan stok beras terhadap daerah-daerah lain lain yang kondisi defisit.
Menurutnya, dimana daerah seperti Ciamis, Cianjur dan Bandung memang membutuhkan stok beras yang lebih besar dari pada Cirebon, tentunya dengan kondisi stok yang ada saat ini, bulog Cirebon siap membantu jika memang ada instruksi untuk itu.
“Karena stok beras bulog Cirebon ini terbilang paling besar se Jawa Barat, karena kapasitas gudang kita memang paling besar dari daerah lain di Jawa Barat,” katanya.
Ditambahkannya, kalau terjadi lonjalan harga beras di kisaran bulan November atau Desember mendatang, perum bulog siap dalam stabilisasi harga pangan karena dengan stok yang ada sekarang ini perum bulog siap apabila diperlukan untuk melakukan SPHP maupun GPM.
“Andaikan terjadi kenaikan harga maka kita sudah siap dengan stok yang masih ada sekitar 42 ribu ton tadi,” pungkasnya. (Nawawi)