MAJALENGKA, (FC).- Bupati Majalengka, H.Karna Sobahi akan menelusuri data mengenai Inah Sainah (40), seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang hilang kontak selama 18 tahun asal Desa Garawastu, Kecamatan Sindang, Kabupaten Majalengka selama 18 tahun terakhir.
Bahkan, orang nomor satu di Majalengka itu telah memerintahkan Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Disnaker KUKM) untuk melakukan penelusuran tersebut.
“Tentu kita akan mencari bantuan informasi, akan melacak, bagaimana tadinya keberangkatan prosedurnya dan di mana titik persoalan atau kejadian agar kita mengetahui komunikasikannya. Saya telah perintahkan Disnaker KUKM untuk penelusuran itu,” ujar Karna saat ditemui usai kegiatan jalan santai di Jatiwangi, Kamis (15/6).
Karna menyebut, pihaknya sejak lama sudah mengimbau kepada masyarakat agar ketika berangkat bekerja ke luar negeri menempuh prosedur sesuai aturan. Sehingga, ketika hal-hal yang tidak diinginkan seperti ini terjadi, bisa terindentifikasi.
” Sejak awal saya sudah minta kepada masyarakat Majalengka yang akan berangkat pergi bekerja menjadi TKI/TKW harus betul-betul menggunakan prosedur yang resmi. Oleh karena itu, kita selalu mengimbau kepada perusahaan yang selalu mengirimkan tenaga kerja agar betul memenuhi aturan, karena apabila terjadi sesuatu bisa mengidentifikasi, mudah menyelesaikan, mudah mencari solusi gitu,” ucapnya.
Politikus PDI Perjuangan itu tak menampik, bahwa masyarakatnya banyak yang bekerja di luar negeri.
Namun persoalan identitas kependudukan yang membuat identifikasi menjadi terhambat.
“Di kita kan ada banyak tenaga kerja, kebanyakan yang terjadi kan kita tidak mengakui keberadaan tenaga kerja di luar negeri karena bukan alamat kita, ternyata orang Majalengka tapi Sukabumi, itu yang menjadi persoalan,” jelas dia.
Diberitakan sebelumnya, Inah Sainah (40), Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Desa Garawastu, Kecamatan Sindang, Kabupaten Majalengka sudah 18 tahun tak kunjung pulang. Bahkan selama itu pula, keluarga hilang kontak dan tak pernah berkomunikasi dengan perempuan berusia 40 tahun tersebut.
Kabar itu mencuat setelah Polisi RW Polsek Sukahaji dikabarkan oleh warga setempat terkait adanya keluarga yang kehilangan anaknya selama belasan tahun karena bekerja di luar negeri.
Saat mendatangi keluarganya bersama Polisi RW setempat bernama Aiptu Riyana, keluarga menceritakan kronologi kehilangan Inah saat pergi ke Arah Saudi pada tahun 2005 lalu.
Komarudin (45), kaka ipar Inah mengatakan, adik iparnya itu berangkat ke Arab Saudi sebagai asisten rumah tangga melalui salah satu sponsor pemberangkatan TKW. Menurutnya, satu bulan pertama, Inah masih berkomunikasi dengan keluarga di Majalengka dan mengabarkan jika dirinya baik-baik saja.
“Nah terakhir ngabarin itu, katanya Inah pindah dari majikan pertamanya karena terbujuk rayu sama rekan kerjanya untuk pindah kerja karena gajinya lebih besar,” ujar Komarudin kepada awak media yang mewawancarainya.
Dari situ, Inah langsung hilang kontak sampai saat ini atau sudah 18 tahun lamanya. Dikabarkan, perpindahannya Inah ke tempat kerja baru tanpa sepengetahuan majikannya. Komarudin pun mengaku sudah pernah berusaha mencari dan menanyakan kabar Inah pada sponsor dan perusahaan yang memberangkatkan.
Namun tak ada hasil, pihak sponsor atau perusahaan tidak bisa memberi kejelasan dengan kabar adik iparnya tersebut.
“Sudah lama kita cari tahu ke sponsor, tapi tidak ada informasi, malah pihak sponsor menyatakan tidak bisa berbuat banyak karena Inah kabur dari majikannya, bukan karena kekerasan atau lainnya,” ucapnya.
Terpisah, Kapolsek Sukahaji AKP Rudy Djunaedi mengaku akan menindaklanjuti laporan dari warga tersebut kepada Satgas Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang ada di Polres Majalengka. Meski belum ada kejelasan terkait hal itu, segala kemungkinan bisa terjadi.
“Untuk hal tersebut (adanya kabar hilang kontak warga saat bekerja di Arab Saudi), akan kami laporkan, karena kami sudah ada Satgas TPPO, tentunya untuk menjadikan kejelasan langkah kita atau keluarganya di luar negeri,” kata Rudy. (Munadi)
Discussion about this post