KOTA CIREBON, (FC).- Kepala PPN Kejawanan Sarwono mengatakan, kegiatan ini dalam rangka bulan cinta laut (BCL) yang berlangsung selama bulan Oktober. Total sampah yang terkumpul sebanyak 2,5 ton dari perairan laut Cirebon.
“Jumlah itu bedasarkan sampah yang disetorkan nelayan setiap hari,” kata Sarwono, Kamis (27/10).
Menurutnya, sampah yang berhasil diangkat dari perairan Kota Cirebon cukup tinggi jika dibandingkan PPN lain di wilayah pantura Jawa. Namun ia meyakini upaya ini akan meningkatkan kesadaran nelayan tidak membuang sampah sembarangan.
“Nelayan akan sadar pentingnya menjaga ekosistem laut cukup dengan tidak membuang sampah sembarangan,” paparnya.
Dalam program tersebut, pihaknya melibatkan 74 orang nelayan Kota Cirebon. Dari jumlah itu yang aktif memungut sampah di laut dari awal sampai sekarang hanya 62 orang.
“Bukan dari jumlah nelayan yang aktif, bagi kami dengan mereka aktif artinya peduli dengan laut di perairan Kota Cirebon,” katanya.
Sementara, puncak Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut di Bali dimulai. Seluruh UPT di 13 lokasi mengikuti bersama secara live streaming yang disiarkan pula melalui kanal Youtube Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Bapak Sakti Wahyu Trenggono dalam sambutannya menyebutkan bahwa 80% sampah laut berasal dari darat dan 30% nya merupakan sampah plastik.
Untuk itu KKP menyusun sebuah program Bulan Cinta Laut yang memiliki konsep satu bulan dalam satu tahun penangkapan ikan nelayan mengambil dan mengumpulkan sampah.
“Sampah akan dibayar sesuai harga ikan terendah dan ada sirkular ekonomi. Dengan program ini diharapkan ada penurunan sampah laut sebesar 70% pada tahun 2025,” sebutnya.
Program Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut dilakukan di 14 lokasi. Hingga tanggal 27 Oktober 2022, jumlah sampah yang telah terkumpul di seluruh lokasi sebanyak 67,34 ton dengan 1477 orang nelayan yang terlibat. Lokasi yang paling aktif adalah Kota Padang yang mengumpulkan sampah sebanyak 10,9 ton.
Sementara itu, Menko Maritim dan Investasi, Bapak Luhut Pandjaitan menyatakan dalam sambutannya bahwa polusi sampah plastik menjadi ancaman bagi laut dunia karena isu sampah plastik bersifat lintas negara sehingga harus ditangani bersama.
Polusi sampah di laut berdampak terhadap kesehatan ekosistem, lingkungan, pariwisata, perikanan dan kesehatan manusia. Indonesia memiliki komitmen tinggi untuk penanganan sampah laut dan telah menunjukkan hasil positif.
“Penanganan sampah harus terintegrasi hulu-hilir dengan pendekatan ekonomi sirkular sebagai mitigasi kebocoran ke laut. untuk itu dibutuhkan kolaborasi banyak pihak dalam penanganan isu polusi sampah plastik laut, ” imbuhnya. (Agus)
Discussion about this post