KOTA CIREBON, (FC).- Bank Negara Indonesia (BNI) siap menggenjot penyaluran Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Jawa Barat, khususnya di wilayah Cirebon.
Untuk merealisasikan hal tersebut, BNI Kanwil Bandung menggandeng Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang ditandatangani pada Senin (31/1).
Penandatanganan ini digelar secara virtual hybrid dan diikuti serentak oleh pengurus APERSI dan Kantor Cabang BNI di beberapa kota/kabupaten di Jawa Barat.
Di Kota Cirebon, penandatanganan dilakukan oleh Ketua APERSI Cirebon, Kosasih dan Kepala Kantor Cabang BNI Cirebon, Siswandi bersama beberapa perwakilan developer, bertempat di Sayya Cafe & Resto di Jalan Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon.
“Hari ini kita seremonial serentak se Jawa Barat di beberapa cabang di bawah kantor wilayah Bandung,” kata Siswandi kepada FC usai penandatanganan.
Melalui kerjasama ini, pihaknya siap menyalurkan KPR FLPP berapa pun kebutuhan yang diajukan oleh pengembang rumah subsidi.
Pihaknya juga siap menyalurkan kredit kontruksi (KYG) untuk membantu developer dalam mengembangkan prmbangunan rumah MBR.
Selama ini BNI Cirebon lebih banyak menyalurkan KPR untuk Rumah Komersil. Dari portofolio total kredit yang disalurkan BNI tahun 2021 sebesar Rp1 triliun, sekitar Rp300 miliarnya adalah KPR Rumah Komersil.
Siswandi menegaskan, dalam penyaluran KPR FLPP di tahun ini, pihaknya tidak memasang target. Berapa pun KPR yang diajukan pengembang, BNI siap merealisasikannya.
Namun pihaknya berharap dengan kuota yang berlimpah ini bisa menguasai 50 persen market share KPR FLPP di wilayah Cirebon.
“Sekarang beda, kami tidak di kuota. Jadi berapa pun kami mau, bisa. Jadi kesempatannya lebih luas lagi. Kalau tahun kemarin tiap kota di kasih kuota,” ungkapnya.
Penyediaan kuota KPR FLPP tahun ini tersentral di Kanwil, tak lagi terbagi tiap cabang seperti tahun-tahun sebelumnya.
Pengembang tidak perlu lagi khawatir kehabisan kuota dan dan tak bisa melakukan akad kredit.
Jika pun kuota di Kanwil sudah habis, maka akan mengambil alokasi kuota dari Kanwil propinsi lain.
“Untuk di BNI seperti itu. Jadi saya berharap untuk Cirebon bisa menyerap banyak karena potensi FLPP di Cirebon lebih besar dibanding kota-kota lain,” tandas Siswandi yang pernah menjabat Kepala Cabang BNI Cianjur ini.
Sementara itu, Ketua APERSI Cirebon, Kosasih menyambut gembira kerjasama yang yang digagas oleh BNI ini.
“Alhamdulillah kami senang dari BNI mau kerjasama dengan kita jemput bola. Benar-benar kita tersanjung. Mudah-mudahan terjalin kemitraan dengan baik yang saling menguntungkan,” ujar Kosasih didampingi Wakil Ketua APERSI Cirebon, Cokro.
Dikatakannya, para developer seringkali kesulitan melakukan proses akad kredit karena keterbatasan kuota KPR FLPP.
Wakil Ketua APERSI Cirebon, Cokro menambahkan, dari total kuota KPR FLPP yang disediakan pemerintah, pengembang APERSI menyumbang kontribusi penyerapan KPR FLPP sebesar 65 persennya.
“Jawa Barat itu 65 persen, dan untuk Cirebon sepertinya sama, 70 persenan. Makanya kita dilihat oleh bank-bank penyalur KPR itu kita sudah sangat seksi. Jadi mereka merapatnya ke kita. Kemarin BRI, ini BNI, kemudian ada BSI,” jelas Cokro. (Andriyana)