JAKARTA, (FC).- BMKG memprediksi musim kemarau akan terjadi pada bulan April 2024.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, musim kemarau terjadi seiring aktifnya monsun australia yang akan dimulai dari wilayah NTT, NTB, dan Bali.
Lalu wilayah Jawa, kemudian mendominasi hampir di seluruh Indonesia pada periode Mei hingga Agustus 2024
“Dari total 699 Zona Musim (ZOM) yang ada di Indonesia, sebanyak 90 ZOM atau 13 persen diprediksi akan memasuki musim kemarau pada bulan April 2024, yaitu di sebagian Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Pesisir Utara dari Banten, Jakarta, Jawa Barat, dan sebagian pesisir Jawa Timur,” kata Dwikorita pada Konferensi Pers Prakiraan Musim Kemarau Tahun 2024, yang dikutip FC dari Chanel Youtube BMKG pada Sabtu (16/3).
Kemudian sebanyak 133 ZOM atau 19 persen wilayah akan memasuki musim kemarau pada bulan Mei 2024 yang meliputi wilayah Jakarta, sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, sebagian Jawa Timur, sebagian kecil Maluku, sebagian Papua dan Papua Selatan.
Sementara itu sebanyak 167 ZOM atau 24 persen wilayah akan memasuki musim musim kemarau pada bulan Juni meliputi sebagian besar Pulau Sumatera, Banten, sebagian besar Jawa Barat, sebagian Kalimantan Barat, sebagian kecil Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, serta Maluku bagian kepulauan Aru dan Panimbar.
“Sedangkan sejumlah 113 ZOM ada 16 persen lainnya merupakan daerah yang memiliki musim hujan atau musim kemarau sepanjang tahun. Jadi ada wilayah yang sepanjang tahun musim hujan terus, atau wilayah yang sepanjang tahun musim kemarau terus,” kata Dwikorita.
Jika dibandingkan dengan rerata klimatologinya 30 tahun terakhir, yaitu periode 1991 hingga 2020, maka awal musim kemarau 2024 di Indonesia diprediksi akan mundur sebanyak 40 persen dari ZOM.
Kemudian 25 persen sama dengan rerata klimatologinya, dan 15 persen musim kemarau mulainya maju.
Wilayah yang awal kemaraunya diprediksi mundur, yaitu sebagian Sumatera Utara, sebagian Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur, sebagian besar Kalimantan, sebagian Bali, Nusa Tenggara Barat, sebagian Nusa Tenggara Timur, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Tengah, Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah dan sebagian Maluku.
“Jadi wilayah-wilayah tersebut diprediksi awal musim kemaraunya mundur dibandingkan rerata klimatologinya,” jelasnya.(Andriyana)
Discussion about this post