KUNINGAN, (FC).- Tidak menyia-nyiakan waktu, Calon Presiden (Capres) nomor urut 1, Anies Baswedan, blusukan ke Pasar Kepuh Kuningan, Sabtu (9/12).
Kuningan yang merupakan tempat kelahiran Capres Anies Baswedan itu, menjadi sasaran selama masa kampanye yang telah ditetapkan jadwalnya oleh KPU.
Selain ke pasar, Capres Anies juga melakukan napak tilas ke Patilasan Eyang Hasan Maolani Lengkong, kemudian pertemuan dengan ribuan relawan di GOR Ewangga, hingga pertemuan dengan para tokoh Aktivis Lingkungan, budaya, seniman di rumah Maman Mezique yang merupakan aktivis AKAR.
Saat dipasar, Capres Nomor urut 1 itu didampingi istri Fery Farhayati dan mantan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher), serta sejumlah pentolan Parpol tingkat Jawa Barat, mendengarkan keluhan dari para pedagang, yang saat ini harga kebutuhan pokok dipasaran, merangkak naik.
“Tadi pedagang sampaikan harga-harga yang mahal, kemudian pembelian yang menurun, jadi ketika ada harga cabai meningkat drastis, otomatis pembelinya tidak membeli dengan jumlah yang sama,” ungkap Anies.
Anies menyebutkan, penataan perniagaan di pasar harus diperbaiki, sehingga harga jual dipasar lebih terjangkau.
“Ini juga salah satu program kita Pasar Amin, dimana tatanan niaganya diperbaiki, agar harganya lebih terjangkau,” jelas Anies.
Anies menyebutkan, saat ini akses modal dari usaha mikro kecil sangat terbatas. Keterbatasan modal itulah salah satu pemicu naiknya harga bahan pokok dipasaran.
“Saat ini akses permodalan usaha mikro kecil itu amat terbatas dibandingan dengan yang menengah dan atas, oleh karena itu lah kami melihat penting sekali memberikan akses itu supaya usaha mikro kecil punya tanbahan modal agar mereka bisa berkembang,” jelas Anies.
Anies mengaku berencana menyusun kebijakan untuk membangun pelaku usaha mikro kecil menjadi lebih berkembang.
“Prinsipnya adalah menyusun kebijakan untuk membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar, caranya dibuat kelonggaran, kemarin-kemarin yang mudah itu sektor yang formal, sekarang 96 persen lebih dari pelaku ekonomi kita ini mikro dan informal, kalau kita tidak buatkan aturan yang memungkinkan ya mereka dapat apa,” jelas Anies. (Ali)