KAB. CIREBON, (FC).- Ruang kelas Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Panggangsari Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon kondisinya tampak sangat miris, hampir seluruh bagian sudut gedung terutama ruang kelas 5 dan 6 mengalami kerusakan cukup parah.
Selain itu,tidak ada aliran listrik di kelas tersebut, padahal sekolah tersebut memiliki jumlah siswa yang cukup banyak sehingga setiap kelas memiliki jumlah siswa melebihi standar yamg diharuskan.
Pantauan Fajar Cirebon di lokasi, Jumat (5/5) tampak dua ruang kelas dari 6 kelas yang ada di SDN 2 Panggangsari pada semua bagian bangunan terlihat rusak dimakan usia. Akibatnya siswa dalam mempersiapkan menempuh ujian akhir sekolah tidak nyaman karena was-was.
“ Semua sudah rusak lantai, lantai sudah hancur, tembok terkelupas, atap plafon ambrol, tiang penyangga gedung juga sudah rapuh, dan ketika hujan, kelas tersebut atapnya bocor, selain itu juga listrik yang ada di dua kelas tersebut sudah lima tahun tidak berfungsi,” ujar salah seorang guru yang juga wali kelas 5 SDN 2 Panggangsari, Sri Haryati saat ditemui Fajar Cirebon.
Dijelaskannya, kerusakan yang terlihat saat ini sudah rusak semenjak dirinya ditugaskan di sekolah tersebut 5 tahun silam. Kondisi listrik di sekolah tersebut untuk ruang kelas 5 dan 6 serta kelas 3 dan 4, kemudian ruang perpustakaan mati sejak 5 tahun lalu.
“ Kondisi mebeler ruang kelas juga sebagian besar rusak karena mebeler yang model tahun 1980an. Kapan tepatnya gedung ini mulai mengalami kerusakan bisa tanyakan langsung ke kepala sekolah yang saya tahu ketika saya mendapat tugas di sekolah ini kondisinya sudah seperti ini,”jelasnya.
Kondisi tersebut menurut Sri Haryati, bisa dibilang mengganggu proses belajar mengajar mungkin saja iya akan tetapi sebagai guru mengupayakan bagaimana agar siswa tidak merasa terganggu proses pembelajarannya.
“Pihaknya sekolah melakukan upaya semaksimal mungkin agar kondisi tersebut tidak mengganggu proses belajar mengajar, misalkan ketika saat belajar turun hujan dan kondisi atap ruang kelas bocor maka upaya yang dilakukan meja yang ada di sekitaran bocoran digeser kemudian diberi wadah dan proses belajar mengajar tetap berjalan,” bebernya.
Selain itu tidak adanya aliran listrik karena kondisi mati pihaknya melakukan penyaluran dari rumah dinas sekolah tersebut untuk menyambungkan lampu penerangan.
Ia menjelaskan, jumlah siswa di SDN 2 Panggangsari ini sekitar 255 siswa, sementara kapasitas ruang kelas hanya memiliki 6 ruang maka setiap tingkat hanya memiliki satu ruang kelas belajar, sehingga setiap kelasnya itu jumlahnya gemuk ada yang 48 siswa bahkan ada yang lebih dari 50 siswa.
Pihaknya berharap jika ada bantuan perbaikan ruang kelas juga dibarengi dengan penambahan Ruang Kelas Baru (RKB), agar nantinya proses belajar mengajar perkelasnya bisa sesuai standar maksimal yang diharapkan yaitu dikisaran 28 siswa per kelas.
“kalau dua kelas ini mau di rehab total harusnya sih dibikin dua lantai sehingga ada penambahan dua ruang kelas baru, dua ruang kelas ini usianya memang sudah cukup lama dan terakhir di pada tahun 2013 informasinya, hanya dilakukan perbaikan atapnya,” pungkasnya. (Nawawi)