KOTA CIREBON, (FC).- Angka backlog atau kebutuhan rumah yang belum terpenuhi di Indonesia masih cukup tinggi.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu menyebutkan angkanya saat ini mencapai 12,7 juta.
“Ada 12,7 juta keluarga di Indonesia belum memiliki rumah,” kata Nixon saat meresmikan BTN KC Cirebon, Rabu (8/4).
Angka backlog rumah cenderung terus meningkat. Salah satunya dipicu angka pernikahan di Indonesia yang meningkat.
“Setiap tahun angka pernikahan cukup besar pemicu kebutuhan rumah. Angkanya luar biasa, begitu dasyat besarnya, 800 ribu sampai 1,2 pasangan setiap tahun,” ungkap Nixon
Bahkan yang menarik, kata Nixon, saat pandemi Covid lalu angka pernikahan tetap normal. Hanya saja caranya (resepsi) yang berbeda. Orang baru punya standar kebutuhan rumah setelah menikah.
“Jadi intinya mentriger kebutuhan rumah, tidak pernah turun,” ungkapnya.
Sementara, kemampuan produksi rumah di Indonesia dalam setahun hanya 400 ribu sampai 600 ribu unit.
“Makanya angka backlognya naik terus. Nah ini yang menjadi isu, terutama di masyarakat perkotaan, di daerah-daerah urbanisasi,” jelas Nixon.
Nah, pemerintahan baru Prabowo-Gibran berencana membangun 3 juta rumah, 3 kali lipat dari pemerintahannya Jokowi melalui program Sejuta Rumah.
Artinya, lanjut Nixon, kebutuhan pembangunan rumah di periode mendatang pasti akan dipercepat.
“Itu sinyal yang kita tangkap. Sehingga kita hari ini dengan pemerintah bersama-sama sedang menggodok satu skema baru pembiayaan rumah yang lebih ringan buat masyarakat, tapi juga lebih layak huni, kemudian juga keterjangkauannya lebih luas,” ujarnya.
Ia berharap program 3 Juta Rumah ini menjadi salah satu cara mengurangi backlog kepemilikan rumah di Indonesia.
“Hari ini marketshare kami di BTN 39 persen pemain terbesar di KPR, khususnya di KPR Subsidi itu 82 sampai 85 persen. Kita dominant player di KPR Subsidi,” ucap Nixon.
BTN merealisasikan akad kredit rumah sebanyak 200 ribu sampai 300 ribu rumah dalam setiap tahunnya.
“Jadi bisa dibilang satu hari kerja itu 1000 rumah. Itupun angka backlog di Indonesia yang tidak memiliki rumah masih besar,” ungkapnya. (Andriyana)
Discussion about this post