KOTA CIREBON, (FC).- Sektor pariwisata di Kota Cirebon masih dalam masa pemulihan. Hal ini sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih belum berakhir. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi dalam menggali potensi daerah pada sektor pariwisata ini.
Seperti yang diungkapkan Ketua At-Taqwa Center Ahmad Yani kepada FC, Minggu (22/11). Yani menjelaskan inisiasi kegiatan ini berawal dari banyaknya kunjungan wisatawan ke Masjid Raya At-Taqwa, selama 10 tahun terakhir. Jumlah kunjungan yang besar itu dalam pandangannya merupakan potensi yang bagus untuk wisata religi.
Disebutkan Yani, ada sekitar 600 pengunjung ke At-Taqwa tiap harinya. Dan pada akhir pekan bisa mencapai lebih dari seribu orang. Dengan letak strategis dan kawasan yang tertata, Masjid Raya At-Taqwa menjadi magnet wisata, terutama wisata religi.
“Alhamdulillah, jamaah dan wisatawan masih banyak yang mengunjungi Masjid Attaqwa. Hanya di masa pandemi Covid-19 ini jumlahnya menurun sekitar 20 persen,” terangnya.
Dikatakannya, Masjid At-Taqwa ini bisa disebut masjid tua, pasalnya, dibangun pada masa penjajahan Belanda sekitar Tahun 1905. Namun demikian, selain At-Taqwa, masih banyak masjid tua atau kuno di Kota Cirebon yang memiliki nilai sejarah tinggi, untuk bisa dijadikan wisata religi.
Yani teringat akan pesan Almarhum Sultan PRA Arief Natadiningrat, untuk memelihara masjid-masjid kuno yang ada di Kota Cirebon. Dari sisi manajerialnya yang harus di modernisasi, sehingga bisa menarik jamaah untuk datang. Demikian pula dengan wisatawan, bila pengelolaannya baik, mereka akan tertarik berkunjung.
“Dan pesan dari beliau ini yang memberikan inspirasi dan gagasan wisata religi masjid kuno di Kota Cirebon,” ujarnya.
Pada tahapan awal ini, lanjut Yani, wisata religi akan menyambangi lima masjid kuno. Selain masjid raya At Taqwa juga ada Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Masjid Jagabayan, Masjid Pejlagrahan dan Pakungwati.
Wisatawan hanya membayar jasa Rp50 ribu saja. Dan akan dibawa berkeliling dengan Bus Wisata Citros (Cirebon tour on bus). Untuk pemandunya, ada dari Pengageng Keraton Kacirebonan yakni Bambang Irawan. Untuk sementara ini akan dioperasikan pada Haru Sabtu saja, kedepannya akan diperbanyak lagi.
“Saya berharap, dengan mengunjungi masjid-masjid kuno yang ada di Kota Cirebon, bisa menjadi interkoneksi antara agama Islam, budaya hingga potensi kuliner di Cirebon. Tidak hanya meningkatkan nilai keagamaan namun juga menguatkan perekonomian di Kota Cirebon,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Walikota Cirebon Eti Herawati menyambut baik gagasan wisata religi masjid kuno ini. Dinilainya, ini adalah gagasan yang luar biasa. Dengan kegiatan ini Eti berharap bisa menambah jumlah kunjungan wisatawan di Kota Cirebon.
“Saya dukung wisata religi masjid kuno ini. Terobosan yang bagus untuk peningkatan kunjungan wisatawan. Kami menunggu gagasan-gagasan lainnya untuk meningkatkan pariwisata di Kota Cirebon,” ucapnya.
Eti menjelaskan, potensi Kota Cirebon dalam bidang pariwisata sangat besar, termasuk didalamnya wisata religi. Eti yakin, dengan modal potensi ini bisa melebihi Yogyakarta dan Solo. Ini dikarenakan selain memiliki sejumlah keraton untuk berwisata, Kota Cirebon juga memiliki wisata-wisata religi melalui banyaknya bangunan masjid kuno yang dimiliki. Ini yang tidak dimiliki daerah lain.
“Kami berterima kasih kepada At-Taqwa Center yang telah menggagas kegiatan wisata religi ke sejumlah masjid-masjid kuno yang ada di Kota Cirebon. Kegiatan ini sekaligus diharapkan bisa membangkitkan wisata di Kota Cirebon,” pungkasnya. (Agus)