KOTA CIREBON, (FC).- Beroperasinya Tol Cisumdawu diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antar wilayah di Jawa Barat, khususnya di wilayah Ciayumajakuning.
Tol ini juga diharapkan dapat membuka aksesibilitas ke berbagai destinasi wisata di wilayah Ciayumajakuning, sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.
Dari sisi transportasi lokal, Tol Cisumdawu akan mempermudah aksesibilitas kendaraan pribadi ke berbagai destinasi wisata di wilayah Ciayumajakuning.
Hal ini tentu bisa berdampak pula pada kemacetan lalu lintas di wilayah tersebut.
Beroperasinya Tol Cisumdawu juga akan meningkatkan konektivitas transportasi logistik antar wilayah, termasuk Cirebon.
Hal ini tentu akan meningkatkan jumlah kendaraan logistik yang melintas di wilayah Cirebon.
Tol Cisumdawu juga akan mendorong pengembangan transportasi umum di wilayah Cirebon.
Hal ini juga tentu akan meningkatkan jumlah kendaraan umum yang melintas di wilayah Cirebon.
Pengamat transportasi darat, Eki Bahtiar mengatakan, untuk mengantisipasi potensi dampak tersebut, perlu dilakukan peningkatan kualitas tatanan transportasi lokal (Tatralok).
Dengan beroperasinya Tol Cisumdawu, kata Eki, pemerintah di wilayah Ciayumajakuning harus betul-betul mempersiapkan Tatralok yang diselaraskan juga dengan Tataran Transportasi Nasional (Tatranas).
Peningkatan kualitas tatanan transportasi lokal dimaksud antara lain, seperti peningkatan keterjangkauan transportasi umum dan pengembangan transportasi wisata, yang dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi.
Juga peningkatan kapasitas jalan, seperti pelebaran jalan dan pembangunan jalan baru, yang dapat meningkatkan kelancaran lalu lintas.
Dengan upaya-upaya mitigasi yang tepat, dampak Tol Cisumdawu terhadap kemacetan lalu lintas di Cirebon dapat diminimalisir.
Apalagi, kata Eki, bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung akan ditutup dan dialihkan ke bandara Kertajati Majalengka, akan menambah kepadatan arus lalu lintas.
Sehingga hal ini yang harus diantisipasi oleh pemerintah kabupaten Majalengka dan pemerintah kota maupun kabupaten Cirebon, plus Indramayu.
Menurutnya, Tol Cisumdawu dilalui sekitar 20-30 ribu kendaraan per hari. Hal ini akan berdampak kepada kepadatan penduduk, terutama kota Cirebon.
“Jadi bagaimanapun yang namanya ketumpahan arus lalu lintas harus diantisipasii sejak 5 tahun sebelumnya, sudah harus memperkirakan dari perencanaan-perencanaan secara nasional. Buat Majalengka, Kuningan dan Cirebon plus Indramayu Itu harus memiliki Tatralok dari perencanaan nasional” ujar Eki, lulusan Manajemen Transportasi Darat Universitas Trisakti kepada FC, Minggu (3/9).
Menurutnya, pengendalian transportasi lokal menjadi bagian terpenting sebagai guiden pengaturan lalu lintas di wilayah sekitar Tiol Cisumdawu dan Bandara Kertajati.
“Yang lebih wajib itu adalah kabupaten Majalengka. Secara Tatralok itu sudah harus ada. Nah saya belum mengetahui itu apakah Majalengka sudah memiliki Tatralok. Ini kajiannya secara holistik, tidak hanya sebagian, parsial,” ujar Eki.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Cirebon, Andi Armawan mengatakan, terkait tataran transportasi lokal, pemerintah kota Cirebon telah menyiapkan beberapa upaya strategis menghadapi dibukanya Tol Cisumdawu dan Bandara Internasional Kertajati, Majalengka.
Salah satunya melalui pengembangan moda transportasi berbasis BRT (Bus Rapid Transit).
“Dibanding wilayah III Cirebon, kita sudah duluan menciptakan model transportasi sistem BRT, walaupun belum sempurna. Artinya, kami sudah menyiapkan sarana-sarana tadi untuk mendukung dengan dibukanya Tol Cisumdawu, Bandara Kertajati, Pelabuhan Patimban kami sudah siap untuk tatanan transportasinya,” ungkap Andi kepada FC, Senin (4/9).
Menurut Kadishub, dengan dibukanya Tol Cisumdawu konektivitas transportasi, perjalanan orang dari Bandung ke Cirebon yang semula melalui Cipali memakan waktu 3 jam lebih, kini lebih singkat menjadi 1 jam.
“Nah ini kan menambah sebuah kenikmatan perjalanan. Tapi dari kami dinas perhubungan juga harus menyiapkan berbagai sarana dan prasarana terkait dengan dibukanya jalur transportasi tersebut. Terutama bagaimana kunjungan orang-orang dari Bandung atau luar Bandung menuju Cirebon ini pasti ada lonjakannya, pasti ada,” kata Andi.
Kota Cirebon, lanjut Andi, memiliki potensi kota yang menjadi destinasi tujuan wisata dari mulai kuliner dan wisata batik serta lainnya.
“Dan kami dengan teman-teman se wilayah III Cirebon sepakat untuk bagaimana menyiapkan kesiapan-kesiapan setelah dibukanya Tol Cisumdawu. Bukan hanya tol saja yang dibuka, tapi kami juga menyiapkan bagaimana pada saatnya nanti bandara Kertajati menjadi bandara kebanggaan kami semua, bandara Internasional beroperasi penuh, kemudian juga dibukanya Pelabuhan Patimban yang ada di Subang juga pengaruhnya cukup besar pada kita,” ujar Andi.(Andriyana)
Discussion about this post