KUNINGAN, (FC).- Menghadapi musim kemarau serta upaya antisipasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bekerjasama dengan TNI, POLRI, TNGC dan stakeholder terkait lainnya melakukan pemeliharaan sekat bakar dan rencana pembuatan embung.
Kegiatan tersebut dibagi menjadi dua tim. Tim pertama berangkat dari Desa Setianegara untuk pemeliharaan jalur sekat bakar Lambosir–Bintangot–Karangdinging–Batu Kikaidin, dan tim kedua dari Kebun Raya Kuningan untuk pemeliharaan jalur sekat bakar Kebun Raya Kuningan–Blok Kupang.
Adapun rencana pembuatan embung di dua titik lokasi adalah di Blok Kikaidin dan di Blok Kupang.
Kemudian untuk sekat bakar adalah jalur yang memisahkan areal dalam hamparan bahan bakaran untuk mencegah dan atau mengurangi kemungkinan terjadinya kebakaran yang lebih luas.
Ada dua jenis sekat bakar, yaitu sekat bakar alami yang merupakan bentangan alam sungai, danau, rawa atau jurang. Dan sekat bakar buatan yang meliputi jalur parit dan kanal pada lahan gambut.
Pj. Bupati Kuningan Raden Iip Hidajat, menyampaikan pentingnya menjaga Gunung Ciremai dari potensi kebakaran hutan.
Hari ini, disampaikan Iip, pihaknya akan membuat dua embung dan sekat bakar. Embung berfungsi untuk memudahkan pengambilan air pada saat terjadi kebakaran. Jadi Tim SAR tidak harus mengambil air dari Bawah. Kemudian sekat bakar sendiri berfungsi untuk mencegah penyebaran api.
“Mari kita berkolaborasi untuk kegiatan ini, kerahkan tenaga dan pikiran semaksimal mungkin. kita memaksimalkan ikhtiar untuk sama-sama merawat dan menjaga gunung ciremai,” ujar Iip
Iip juga menyampaikan terkait Mulok (Muatan lokal) Gunung Ciremai yang berkesinambungan dengan kegiatan hari ini, yaitu sama-sama bertujuan untuk ngarawat, ngaruat, dan ngarumat Gunung Ciremai. Pada intinya semua upaya ini untuk kemaslahatan bersama.
Ditambahkan Kepala Pelakasana BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana bahwa embung berfungsi sebagai membran yang sangat vital dalam mengatasi kebakaran hutan.
“Sumber air yang jauh selalu menjadi kendala dalam penanganan kebakaran, terutama saat proses pendinginan. Dengan embung yang baru, kita dapat menjangkau area yang lebih luas, termasuk sekitar Kebun Raya Kuningan,” ungkap Ibe, sapaan akrab Indra Bayu Permana.
Embung, lanjut Ibe, tidak hanya berperan dalam penyediaan air untuk memadamkan api, tetapi juga menjadi bagian penting dari pelestarian ekosistem lokal.
“Embung membantu menjaga keseimbangan ekosistem dengan menyediakan habitat bagi satwa liar dan vegetasi yang khas di wilayah Kuningan. Ini adalah langkah penting dalam menjaga kelestarian satwa,” kata Ibe
Ibe juga menekankan pentingnya embung dalam upaya konservasi. Embung berperan ganda dalam memastikan keberlanjutan sumber daya air dan mendukung kehidupan satwa di sekitar Gunung Ciremai.
“Embung ini tidak hanya untuk penanggulangan bencana, tetapi juga sebagai bagian dari komitmen kita melestarikan keanekaragaman hayati yang ada,” ungkap Ibe.
Kegiatan antisipasi ini juga melibatkan pembaruan dan perpanjangan sekat bakar untuk mengurangi potensi penyebaran api.
“Sekat bakar adalah penghalang efektif untuk mencegah api menyebar, dan kita terus berupaya memperbaiki sistem ini,” kata Ibe.
Selain langkah-langkah teknis, pemerintah Kabupaten Kuningan juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat.
Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan pentingnya melestarikan satwa lokal menjadi bagian dari strategi jangka panjang kita. “Kami berharap masyarakat dapat berperan aktif dalam menjaga alam sekitar,” jelas Ibe
Pembangunan embung baru merupakan hasil dari kolaborasi antara pemerintah daerah dan program CSR BUMD, yang telah menambah dua titik embung sehingga totalnya menjadi 47.
“Upaya ini menunjukkan komitmen bersama dalam meminimalisir dampak kebakaran hutan dan mendukung pelestarian satwa,” ujar Ibe
Dengan langkah-langkah preventif yang telah diambil, BPBD Kuningan optimis dapat mengurangi frekuensi dan dampak kebakaran hutan, sekaligus melestarikan kekayaan alam Kabupaten Kuningan.
“Kami berharap tahun ini dapat dilalui dengan lebih aman dan lestari,” kata Ibe. (Ali)