KOTA CIREBON, (FC).- Dunia usaha, tak terkecuali sektor properti saat ini tengah dibayangi isu resesi yang diprediksi akan terjadi di tahun 2023 akibat tekanan inflasi global.
Meski belum tentu terbukti isu yang berkembang itu, tapi tetap menjadi momok yang menakutkan pelaku usaha di tengah pemulihan ekonomi pasca hantaman pandemi.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Real Estate Indonesia (REI) Komisariat Cirebon, Gunadi optimis sektor properti mampu bertahan.
Menurutnya, bisnis properti tetap prospektif di tahun 2023 asalkan diimbangi dengan dukungan regulasi yang merangsang dari pemerintah.
Salah satunya melalui kebijakan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) bagi pengusaha properti.
“Kami mengusulkan agar kebijakan pajak yang ditanggung oleh pemerintah itu bisa diperpanjang, mengikuti kebijakan LTV yang diperpanjang sampai Desember 2023. Itu yang lagi diperjuangkan sekarang oleh REI pusat,” kata Gunadi kepada FC, Kamis (16/11).
Saat ini, dukungan pemerintah baru sebatas perpanjangan kebijakan penerapan Loan to Value / Financing to Value (LTV/FTV) untuk kredit dan pembiayaan properti dan otomotif menjadi paling tinggi 100 persen.
Bank Indonesia melanjutkan kebijakan Down Payment atau Uang Muka 0 Persen itu untuk semua jenis properti dan otomotif di tahun 2023.
Hal ini sebagai upaya Bank Indonesia untuk terus memperkuat bauran kebijakan demi menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi nasional.
“Perpanjangan ketentuan DP Nol Persen ini berlaku efektif dari 1 Januari 2023 sampai dengan 31 Desember 2023,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam paparan konferensi pers hasil rapat berkala KSSK IV Tahun 2022, seperti dikutip FC dari kanal Youtube Bank Indonesia pada Kamis (16/11).
Ketua REI Cirebon, Gunadi lebih mengatakan, pasar properti akan tetap bergeliat di tahun depan. Hal itu terlihat dari indikator pencapaian transaksi KPR pada BTN Property Expo beberapa waktu lalu yang mencapai target.
Lebih dari 1000 unit ruah subsidi terbooking konsumen dalam kurun waktu satu minggu pameran perumahan terbesar di Ciayumajakuning tersebut.
“Jadi rasa optimis kita berangkat dari perolehan expo yang kemarin, dalam waktu yang sangat singkat kita mencapai perolehan Rp150 miliar, sesuai target,” ungkap Gunadi.
Pencapaian target pada property expo tersebut, lanjutnya, tak lepas berkat kebijakan-kebijakan insentif dari pemerintah melalui bank penyalur KPR yang mampu menggeliatkan kembali pasar properti.
“Dari expo kemarin kami berkeyakinan kemampuan masyarakat terhadap kebutuhan rumah subsidi tahun depan masih besar,” ucap Gunadi.
Ia berharap usulan REI terhadap perpanjangan kebijakan insentif PPN Pajak yang Ditanggung Pemerintah dapat menguatkan ketahanan pasar properti menghadapi resesi 2023.
Dijelaskan Gunadi, pemerintah telah menerapkan kebijakan insentif PPN PDP sebesar 100 persen atau bebas PPN. Kebijakan tersebut habis masa berlakunya pada awal tahun, dan kebijakan PPN PDP berubah menjadi 50 persen yang berakhir masa berlakunya pada 31 September 2022.
Selanjutnya, terhitung mulai 1 Oktober 2022, pemerintah kembali menerapkan kebijakan PPN PDP sebesar 11 persen untuk sektor properti.
“Nah, kami mengusulkan agar pajak yang ditanggung pemerintah itu bisa kembali lagi menjadi 50 persen atau nol persen. Kebijakan ini dimohon untuk menyangga pertumbuhan kita, karena sekarang ini yang menjadi momok menakutkan adalah resesi,” ujar Gunadi.
Rasa optimisme pasar properti akan mampu bertahan dari resesi tahun depan juga diungkapkan oleh Wakil Ketua REI Cirebon, Teddy Wijaya.
Menurutnya, sektor properti adalah sektor usaha yang memberikan multiplayer efek yang sangat besar terhadap perekonomian di Indonesia.
Saat ini, kata dia, resesi yang terjadi di negara eropa adalah akibat inflasi yang tinggi. Tapi di Indonesia, 75 persen ditopang ekonomi lokal, dan dari luar negerinya hanya 20 persen saja.
“Artinya, saya berkeyakinan sektor properti, khususnya untuk segmen rumah subsidi itu tidak akan berdampak di 2023 karena memang fundamental ekonomi kita kuat. Untuk rumah subsidi, aman,” ujar Teddy.
Sektor properti dianggap mampu bertahan dari resesi, walaupun ekspor nanti mengalami penurunan. “Jadi yang bisa bertahan dari resesi itu adalah properti karena multiplayer efeknya yang luar biasa,” tandasnya. (Andriyana)
Discussion about this post