MAJALENGKA, (FC).- Dinas Kesehatan (Dinkes) Majalengka telah melakukan uji laboratorium terhadap sumber air hangat yang ditemukan di bawah kaki Gunung Ciremai, tepatnya di Desa Payung, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka.
Kepala Dinas Kesehatan Majalengka, Agus Susanto mengatakan, petugasnya telah mengambil sampel air tersebut beberapa hari lalu. Sampel air itu langsung dilakukan pemeriksaan uji laboratorium terhadap kandungan air tersebut.
“Kami sudah lakukan hasil uji laboratorium, dari hasil pemeriksaan laboratorium sudah bisa terbaca hasilnya. Yakni, air itu tidak memenuhi standar layak,” ujar Agus kepada wartawan, Sabtu (14/1).
Diungkapkan dia, bahwa hasil uji laboratorium tersebut menyebut bahwa kandungan air yang memiliki rasa manis itu banyak mengandung zat mangan.
“Hasil uji lab memang ternyata banyak mengandung zat mangan. Jadi sangat berbahaya untuk tubuh kita,” ucapnya.
Langkah selanjutnya, jelas dia, pihaknya juga sudah menyampaikan nota dinas kepada Bupati Majalengka terkait kandungan air yang ditemukan warga Desa Payung tersebut.
“Kandungan air itu sangat berbahaya, karena kadar mangannya sangat tinggi dan kami juga sudah memberikan surat agar masyarakat tidak mengkonsumsi air tersebut apa pun alasannya,” jelas dia.
Lebih jauh Agus menyampaikan, bahwa tidak dibenarkan jika kandungan air tersebut bisa menyembuhkan penyakit. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Majalengka kembali menegaskan tidak baik untuk dikonsumsi oleh tubuh manusia. Hal itu lantaran ada zat-zat tertentu yang notabene sangat membahayakan.
“Oleh karena itu, kami mengimbau agar masyarakat lebih baik tidak mengkonsumsi air yang rasa manis seperti soda tersebut. Intinya, hasil pemeriksaan sementara, air itu tidak boleh dikonsumsi oleh masyarakat,” katanya.
Sebelumnya, warga Desa Payung, Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka dihebohkan dengan penemuan sumber mata air hangat di kaki bawah Gunung Ciremai. Pantauan awak media beberapa waktu lalu, bahwa sumber air hangat itu kerap mengeluarkan uap. Diketahui, air hangat tersebut berasal dari dua lubang yang menggelembung dan ditemukan sekitar dua Minggu lalu oleh warga.
Musladi (47), salah satu warga yang menemukan sumber air hangat itu menceritakan, bahwa dua Minggu lalu, ia bersama saudaranya hendak mengecek saluran air di aliran sungai tersebut. Namun pada saat itu, kaki saudaranya tak sengaja menginjak air yang dirasakannya hangat. Padahal jika dilihat dari kondisinya, suhu aliran sungai Cingenge dingin.
“Setelah dicek kok ada gelembung begitu, ada dua gelembung benar saja pas dipegang hangat. Bahkan pernah juga terlihat ada uap yang menandakan bahwa memang suhu air itu hangat atau panas,” ujar Musladi saat ditemui di lokasi, Jumat (16/12).
Ia menduga, air itu berasal dari pegunungan. Pasalnya, letak geografis Desa Payung sendiri berada di kaki gunung Ciremai yang berjarak belasan kilometer ke puncak.
” Ya ini titik air hasil dari pegunungan, bukan air panas, tapi air hangat. Saya juga gak tahu ada kandungan air hangat atau gimana,” ucapnya.
Masih kata Musladi, bahwa suhu hangat sumber air hangat itu hanya dirasakan ketika baru keluar dari lubang. Sementara, jika sudah tercampur aliran sungai Cingenge, suhu air kembali dingin.
“Ini juga air mengalir ke sungai Cingenge yang setiap harinya dikonsumsi oleh warga,” jelas dia.
Kendati demikian, ia bersama warga lainnya mengaku tak khawatir atas fenomena langka tersebut. Musladi pun tak memastikan, fenomena tersebut alami dan bukan karena adanya campur tangan manusia.
“Khawatir mah tidak ada, soalnya kan lebih banyak air dinginnya, kalau air hangat itu masih sedikit. Ini keluar secara alami, tidak ada pengeboran di daerah sini,” katanya. (Munadi)
Discussion about this post