KOTA CIREON, (FC).- Kawasan Rebana Metropolitan diproyeksikan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi Jabar di masa depan.
Hal tersebut disampaikan Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Bandung Koordinator Jawa Barat, Martha Fani Cahyandito pada acara Sarasehan West Java Economic Society (WJES) di Kantor Perwakilan BI Cirebon, Rabu (5/7).
Dalam pemaparannya saat menjadi salah satu pembicara dalam sarasehan tersebut, Martha menyebutkan, terdapat 13 Kawasan Peruntukan Industri (KPI) di kawasan Rebana Metropolitan yang dibangun sebagai pengganti kawasan industri di Jawa Barat yang telah padat seperti Karawang, Bekasi dan Bogor.
Pembangunan industri baru ini diharapkan tak hanya memperkuat struktur industri nasional, tetapi juga meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
Untuk itu, diperlukan penguatan kualitas SDM yang masih menjadi tantangan dalam pembangunan kawasan industri Rebana.
“Pengembangan sebuah kawasan seperti Rebana Metropolitan hendaknya disertai dengan peningkatan kualitas SDM. Tentunya SDM lokal yang kita maksudkan, supaya tidak hanya menjadi penonton di rumah sendiri,” ungkap Martha dalam sarasehan yang mengangkat tema “Penguatan Industri di Kawasan Rebana dalam Rangka Mendukung Terciptanya Stabilitas Harga”.
Menurutnya, kehadiran kampus politeknik maupun SMA/SMK sangatlah penting. Peningkatan SDM vokasi juga dinilai sangat berperan dalam menyiapkan tenaga kerja lokal yang mumpuni.
“Dalam Perpres 87/2021, telah terdapat rencana pengembangan Politeknik Manufaktur Akademi Maritim dan Kampus Industri. Perguruan Tinggi semacam ini menjadi tumpuan dalam mencetak SDM unggul untuk pengembangan kawasan Rebana,” papar Martha.
Sementara itu, Kepala Bappeda Jabar, Iendra Sofyan berharap pengembangan kawasan industri mampu mengatasi pengangguran terbuka dan kemiskinan.
Karena fakta yang terjadi, beberapa wilayah yang memiliki kawasan industri terbesar di Jawa Barat, ternyata tingkat pengangguran terbuka (TPT) dan kemiskinannya tinggi.
“Data menunjukan tahun 2022 kalau kita bandingkan kabupaten kota PDRB per kapita, IPM, TPT dan Kemiskinan kita lihat Karrawang yang disebut dengan kota Industri yang paling besar di Jawa Barat dengan PDRB 1.007.000 per kapita TPT nya masih tinggi, kemiskinan juga masih tinggi,” ungkap Iendra.
Begitu juga Bekasi, walaupun PDRB nya tinggi, namun TPT nya juga tinggi yakni 19,31 persen. Bahkan disebut paling tinggi di Jawa Barat.
“Nah hal ini yang perlu dirancang ke depan, kalau kita ingin mengembangkan industri belum tentu menyelesaikan masalah TPT ke depan. Ini fakta sudah menyebutkan seperti ini. Jawa Barat pun harus kita pikirkan bagaimana pengembangan rebana dengan basis industri tetapi juga harus menyelesaikan TPT dan kemiskinan,” ungkapnya.
Kegiatan sarasehan yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan BI Propinsi Jawa Barat bekerjasama dengan ISEI Jawa Barat ini menjadi wadah untuk mendapatkan masukan dari berbagai stakeholder mengenai strategi optimalisasi kinerja sektor industri di Kawasan Rebana.
Hadir dalam kegiatan sarasehan tersebut yaitu Bupati Kuningan, Wakil Walikota Cirebon, Deputi Perwakilan Bank Indonesia Cirebon, satuan kerja perangkat daerah, instansi vertikal, pelaku usaha, hingga akademisi di Ciayumajakuniing. (Andriyana)
Discussion about this post