KOTA CIREBON, (FC).- Kantor Otoritas Jasa Keuangaan (OJK) Cirebon merilis
perkembangan kinerja keuangan 19 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Ciayumajakuning.
Sampai dengan Maret 2023, OJK Cirebon mencatat peningkatan kredit BPR sebesar 1,35% yoy dan DPK sebesar 0,16%.
Namun terjadi penurunan aset sebesar 1,55% yoy dan penurunan Laba Tahun Berjalan sebesar 34,54%.
Pada periode yang sama, rasio Non Performing Loan (NPL) BPR mengalami peningkatan sebesar 5,23% yoy.
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) juga mengalami penurunan sebesar 3,34% yoy.
Begitu pula cash ratio dan Return on Aset (ROA), mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,85% yoy dan 0,86% yoy.
Kepala Kantor OJK Cirebon, Mohammad Ferdly Nasution mengatakan, DPK BPR di Ciayumajakuning per Maret 2023 didominasi oleh tabungan sebesar 52% atau Rp1,247 Triliun.
Terkait dengan Modal Inti, terdapat 11 BPR memiliki Modal Inti sampai dengan Rp15 Miliar, 7 BPR memiliki Modal Inti Rp15 Miliar sampai Rp50 Miliar, dan 1 BPR memiliki Modal Inti di atas Rp50 Miliar.
“Terdapat 3 BPR yang wajib memenuhi Modal Inti Minimum sebesar Rp6 Miliar yang akan berakhir pada Desember 2024,” ujar Ferdly dalam siaran pers, Kamis (19/4).
Sementara itu, terkait kinerja keuangan kantor cabang bank umum, Per Maret 2023, terjadi peningkatan aset Kantor Cabang Bank Umum (Konvensional dan Syariah) sebesar 7,24% yoy, peningkatan kredit sebesar 8,87% yoy, peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 0,66% yoy, namun terjadi penurunan Laba Tahun Berjalan sebesar 25% yoy.
Pada periode yang sama, kinerja keuangan Kantor Cabang Bank Konvensional mencatat peningkatan aset sebesar 6,42% yoy, peningkatan kredit sebesar 7,64% yoy, pertumbuhan DPK sebesar 2,62% yoy, dan penurunan Laba Tahun Berjalan sebesar 28,22%.
Sementara, kinerja Kantor Cabang Bank Umum Syariah mencatat peningkatan aset sebesar 12,98% yoy, peningkatan kredit sebesar 14,94% yoy, penurunan DPK sebesar 14,43% yoy, dan penurunan Laba Tahun Berjalan sebesar 33,35% yoy.
Sepanjang periode Triwulan I Tahun 2023, kinerja Industri Jasa Keuangan di Ciayumajakuning masih stabil di tengah isu perlambatan perekonomian global akibat penutupan Silicon Valley Bank (SVB) dan krisis yang dialami Credit Suisse.
(Andriyana)